Minggu, 19 Juli 2009

Biography Jack Daniel

Jack Daniel's grandfather was among the first of those who sailed from the tiny harbor in Cardigan, Ceredigion, Wales to the New World in the United States in approximately 1807.[1]

Daniel was born in Lynchburg, Tennessee, to Calaway Daniel (New Bern, North Carolina, 1800 – Lincoln County, Tennessee, 21 January 1863) and wife (married c. 1822) Lucinda Cook (Greenville, South Carolina, 1805 – Lincoln County, Tennessee, 27 January 1847), daughter of James Watson Cook (Maryland, 1776 – DeKalb County, Alabama, 1867) and wife Mary Riddle (North Carolina, 1783 – DeKalb County, 1876). [2] He was born in September, although seemingly no one knows the exact date. If the 1850 date is correct, then there is a contradiction with his mother's year of death (1847) and he may have become a licensed distiller at the age of 16, as the distillery claims a founding date of 1866. Other records list his birthdate as September 5, 1846, and in his 2004 biography Blood & Whiskey: The Life and Times of Jack Daniel author Peter Krass maintains that land and deed records show the distillery was actually not founded until 1875. Daniel was one of thirteen children of Welsh descent.[3] His paternal grandfather Joseph (Job) Daniel,[4] born in England in 1756 and died in Franklin County, Tennessee in 1814, was originally from Wales; he came to America and married Elizabeth Callaway, who was born in Scotland in 1762 and also came to America, having died at Ridgeville, Moore County, Tennessee, in 1853.

Since Jack Daniel never married and did not have any children, he took his favorite nephew, Lem Motlow, under his wing. Motlow had a head for numbers and was soon doing all the distillery's bookkeeping. In 1907, due to failing health, Jack Daniel gave the distillery to his nephew. Jack later died from blood poisoning at Lynchburg in 1911.

The infection allegedly set up originally in a toe, which Daniel injured in kicking his safe in anger when he couldn't get it open early one morning at work — he had always had trouble remembering the combination. This incident was the subject of a marketing poster used on the London Underground in January 2006, with the line "Moral: Never go to work early." A common joke that is told during the tour of the distillery, is that all Jack had to do to cure his infection was to dip his toe in a glass of his own whiskey to clean it.


Continue Reading...

Sejarah S.I.D

95…..ketika personel sebuah band heavy metal Thunder bernama Ari Astina aka Jerinx merasa bosan dan ingin mencari sebuah inspirasi baru…kemudian kebetulan drummer band new wave punk Diamond Clash Budi Sartika aka Bobby Cool juga sedang ingin berganti profesi tuk menjadi seorg gitaris dan vokalis….Scr kebetulan kedua pemuda ini bertemu di Kuta dan kemudian mrkpun membentuk sebuah band punk……Pada saat itu posisi bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuz…..Dan lagu2nya Green Day pulalah yg menjadi cover song mrk pada waktu pertama2 mrk nge-jam…namun tak lama kemudian,lewat seorg drug dealer…datanglah seorg bernama Eka Arsana aka Eka Rock….dan dia ini kebetulan sedang dlm pencarian identitas diri,oleh krn itu merasa tertarik dg visi dari kedua pemuda tersebut…maka resmilah eka bergabung dg Jerinx juga Bobby…Dan pada saat itu mrkpun mengambil nama Superman’s SilverGun sbg nama band punk mrk yg pertama……

Merasa bersalah dan kurang sreg dg pemilihan nama tsb,maka mrk pun sepakat menggantinya menjadi Superman Is Dead yg dlm konteks ini memiliki arti bahwa manusia yg sempurna hanyalah ilusi belaka dan imaginasi manusia yg tidak akan pernah ada….Dan lahirlah Superman Is Dead yg kerapkali diakronimkan dg sebutan SID…..sebuah titik awal dr sebuah kebangkitan..dan tak lama nama SID semakin bergaung di bali,krn padatnya show dan konser yg digelar pada waktu itu…ditambah lagi dg aktivitas underground di Bali yg boleh dibilang cukup produktif….SID kian menapakkan sayapnya utk terbang dan menjadi sukses…..puncaknya adl ketika mrk membuka konser Hoobastank di Hard Rock Cafe-Kuta Bali….nama mrk semakin dikenal publik,apalagi ditambah dg kehadiran mrk di bbrp even di Jakarta(PUMA)….semakin menambah kepercayaan diri SID utk berani melakukan gerakan revolusioner…khususnya di blantika musik Indonesia…..dan akhirnya mrkpun melego Sony Music Indonesia…

Perdebatan yg demikian alotnya antara pihak SID dan Sony berlangsung cukup lama….masing2 pihak bersikeras mempertahankan posisinya masing2….Pada waktu itu terjadi perdebatan seputar bahasa yg akan digunakan dlm lagu2 SID……dlm diskusi tsb pihak SID menginginkan 90% lagu2 mrk akan memakai bhs inggris,namun pihak Sony bersikeras agar porsi lagu2 SID yg berbhs inggris dikurangi…….Dan stlh bbrp bulan akhirnya kedua belah pihak menyepakati bahwa porsi lagu SID akan menjadi spt: 70%inggris dan sisanya Indonesia……Sebuah Gebrakan telah lahir dan muncul…..SID went to major label but they’re what they are just like 8 years ago…….Potret dari sebuah perjuangan………
Continue Reading...
Lirik Punk Rock Jalanan (Versi 1)

sungguhku menyesal
telah mengenal dia
dan aku kecewa
tlah menyayanginya
dan aku tak akan
mengulang kedua kalinya...

kusimpan rindu dihati
gelisah tak menentu
berawal dari, kita bertemu
kau akan kujaga

kuingin engkau mengerti
betapa kau ku cinta
hanya padamu aku bersumpah
kau akan kujaga sampai mati

kuingin tau siapa namamu
dan kuingin tau dimana rumahmu
walau sampai akhir hayat ini...

jalan hidup kita berbeda
aku hanyalah punk rock jalanan
yang tak punya harta berlimpah
untuk dirimu sayang...


*
kutunggu kau kutunggu
kunanti kau kunanti
walau sampai akhir hayat ini (2x)

kukira kau setia padaku
ternyata kau menduakanku
diriku akhirnya tak menduga...

kukesal kini kualami
perjalanan cinta selama dulu
kukira kau bosan padaku...
ternyata kau menduakanku..

dulu kau berjanji
akan sehidup semati..(itu gombal)

dan aku kecewa telah menyayanginya
dan aku tak akan mengulang kedua kalinya...

kusimpan rindu dihati
gelisah tak menentu
berawal dari kita bertemu
kau akan ku jaga (sampai mati)

kuingin engkau mengerti
betapa kau kucinta
hanya padamu aku bersumpah
kau akan kujaga selamanya.

kuingin tau siapa yg menyayangimu
dan kuingin tau ku menyayangimu
walau sampai akhir hayat ini...

jalan hidup kita berbeda
aku hanyalah punk rock jalanan
yang tak punya mobil mewah
tuk dirimu sayang



Download
Continue Reading...
"Cerita Punk Rock Jalanan"

(kisah ini Terinspirasi dari kisah nyata)

Tersebutlah seorang pemuda berusia 15 tahun. Namanya Tigor bersekolah kelas 3 SMP Kartika Balikpapan. Lahir di keluarga baik-baik. Konon ceritanya keluarganya yang tadinya kaya-raya mendadak jatuh miskin karena perusahaan sang ayah yang bergerak di bidang kontraktor sipil gulung tikar. Di tengah hobinya bergabung dengan klub BMX, Tigor tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk menyalurkan hobinya itu lebih dalam…yaitu memakai barang-barang bermerk di tubuhnya, membeli ornamen-ornamen untuk sepedanya, dan sebagainya. Belum lagi ejekan dari teman-teman satu klub yang selalu diterimanya. Sementara di satu sisi, terdapat sebuah klub juga yang menamai diri mereka ‘street guys‘. Dalam jiwanya yang labil, Tigor akhirnya membelot. Anak-anak ‘street‘ jiwa kekeluargaannya lebih besar dibanding anak-anak BMX yang berasal dari keluarga ‘berada’. Tigor mulai merokok, bahkan untuk anak seusianya yang masih tergolong belia, ia sudah mulai mengenal alkohol. Orang tuanya tak henti-henti menasehatinya, tapi doktrin punk terlalu kuat…isinya antara lain "Nazi fuck…polisi anjing…kita bukan budak, jangan mau disuruh-suruh…kami anti kemapanan!!!". Orang tuanya hanya bisa mengurut-urut dada saja ketika Tigor membantah sewaktu disuruh membuang sampah rumah tangga mereka di tempat pembuangan sampah yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Hingga suatu waktu sang ayah marah besar ketika Tigor membentak beliau hanya karna disuruh pergi ke warung makan. Kemarahan sang ayah membuat Tigor begitu sakit hati karena Tigor belum pernah melihat sang ayah semarah itu kepadanya. Tigor pergi dari rumah tanpa membawa baju ganti satupun. Ia pergi bersama kumpulan barunya yaitu ‘street guys‘ ato lebih kita kenal dengan nama anak punk yang sesungguhnya keberadaan mereka sangat meresahkan masyarakat sekitar dan selalu membuat para polisi jengkel. Di sinilah petualangan Tigor dimulai. Bersama kumpulan barunya ia ikut mengamen di lampu merah, jika lapar dan tidak cukup uang ia mentegakan dirinya mengorek-ngorek tempat sampah demi mengobati perutnya yang sangat kelaparan. Sementara ayah dan ibunya menangis berhari-hari di rumah, berharap Tigor, anak laki-laki satu-satunya mereka segera pulang ke rumah. Tigor memiliki seorang kakak perempuan yang kemudian diasuh oleh tantenya setelah mereka jatuh miskin. Akhirnya suatu saat ibunya mendapati anak lelakinya itu sedang mengorek sebuah tong sampah. Kulitnya bertambah hitam, tubuh jangkungnya terlihat semakin kurus, rambutnya yang hitam legam bagus berubah menjadi model mohawk yang tak beraturan dan berwarna merah yang entah mungkin dari cat rambut murahan. Ibunya menangis melihat anaknya itu dan memintanya pulang ke rumah. Tapi Tigor tetap membantah sampai akhirnya temannya membujuknya untuk pulang…dan pulanglah ia. Ayahnya mulai mengalah padanya. Motor satu-satunya yang tersisa di rumah itu khusus untuk Tigor pakai. Tigor mulai mau sekolah lagi, tapi di akhir pekan, tak ada yang bisa menghalangi langkahnya untuk pergi ke Samarinda, 2 setengah jam dari Balikpapan waktu tempuhnya, bersama anak-anak punk. Namun ayah dan ibunya tak begitu khawatir karena di Samarinda banyak tante-tante dan sepupunya. Sampai akhirnya ia berkenalan dengan seorang gadis kelas 3 SMP di SMPN 2 Samarinda bernama Liza. Kebetulan Liza adalah teman satu sekolah sepupunya. Tigor pulang ke Balikpapan dengan hati berbunga-bunga. Bertambah rajinlah ia berkunjung ke Samarinda karena gadis bernama Liza ini. Orang tuanya sungguh khawatir sesuatu terjadi padanya sepanjang perjalanan lintas kota itu. Akhirnya kelulusan tiba juga. Tigor masuk ke STM Swasta satu-satunya di Balikpapan, jurusan elektro. Belum selesai cobaan yang harus Tigor dan keluarganya terima, berawal dari kecurigaan kedua orang tuanya kalau si anak buta warna karena Tigor sangat susah membedakan antara warna merah muda dan hijau, ditambah lagi dengan sang ayah adalah seorang yang buta warna. Akhirnya keluarga membawanya ke puskesmas, namun kata puskesmas hanyalah kurang latihan. Oleh karena itu kedua orang tuanya tetap nekad memasukkan ke STM yang terdekat dari rumahnya.Namun karena sudah dilatih berulang-ulang si Tigor belum juga bisa menghafal warna-warna tersebut, dengan bantuan sang tante, kemudian Tigor kembali untuk melakukan pemeriksaan dan dibawa ke dokter spesialis mata. Tigor dinyatakan buta warna parsial (60%). Bermaksud baik, sang ibu membawa surat pernyataan dari dokter itu ke pihak sekolahnya agar anaknya dipindahkan jurusan ke jurusan otomotif saja. Ternyata pihak sekolah malah beranggapan bahwa anak buta warna sama sekali tidak bisa masuk di STM di jurusan apapun, jadi lebih baik pindah ke sekolah umum saja. Padahal STM tersebut sebelumnya tidak melakukan test buta warna terhadap calon-calon siswanya maupun meminta surat pernyataan tidak buta warna terlebih dahulu dari para calon siswanya, seperti yang dilakukan oleh STM negeri. Di sekolah teman-teman memperlakukannya seperti orang yang dikucilkan, sikap sang guru juga kurang baik kepadanya (karena Tigor memang bukan siswa teladan di sekolahnya). Akhirnya Tigor membuat keputusan untuk berhenti sekolah. Ia hanya mempunyai ijazah SMP dan tambah menjadi-jadi kehidupan malam dijalaninya di usianya yang baru 16 tahun itu. Suatu hari yang paling membuat orang tuanya shock adalah Tigor yang baru pulang dari Samarinda, membawa Liza pacarnya ke rumah. Saat itu memang sang kakak sedang nginap juga di rumahnya. Ketika ditanya oleh orang tuanya, katanya si Liza akan menginap semalam, mau jalan-jalan dulu di Balikpapan, tidurnya bareng kakaknya saja. Ketika orang tuanya menanyai Liza apakah sudah ijin kepada orang tuanya, Liza bilang sudah. Walau masih sedikit curiga karena Liza masih menggunakan seragam pramuka, namun orang tua Tigor cukup lega karena menurut Liza ia sudah meminta ijin sebelum ke Balikpapan. Sampai kemudian terjadi kehebohan besar. Tantenya Tigor telpon ke rumah menanyai Tigor tentang keberadaan Liza karena orang tua Liza membuat ribut di rumah tantenya tersebut. Ketika mengetahui Tigor membawa Liza ke Balikpapan, tantenya langsung menyuruh mamanya Liza berbicara sendiri kepada ibunya Tigor. Ibu meminta mamanya Liza untuk tidak terlalu khawatir, namun mamanya Liza tetap bersikukuh meminta alamat Tigor di Balikpapan. Di tengah tidur pulasnya Liza, jam 4 subhu, orang tuanya menjemput menggunakan taxi argo. Mereka tampak sangat khawatir karena Liza adalah anak semata-wayang mereka. Akhirnya Liza dilarang orang tuanya menemui Tigor lagi. Tigor datang ke Samarinda sudah tidak disambut baik lagi oleh keluarganya Liza. Orang tua Liza tidak suka Tigor bergaul dengan Liza karena Tigor hanyalah seorang yang lulusan SMP, dan seorang punker. Liza berasal dari keluarga kaya. Tigor patah hati berat dengan Liza. Tigor mencoba untuk bunuh diri, namun teman-teman satu kumpulannya mencegahnya. Kehidupan Tigor tambah lekat pada kehidupan punk. Waktunya habis untuk mengamen dan berkumpul bersama anak-anak punk di jalanan. Puskib adalah tempat berkumpulnya mereka. Lampu merah adalah tempat mereka mengamen. Lagu andalan anak-anak punk berjudul "Punk Rock Jalanan". Lagu itu selalu Tigor nyanyikan saat mengamen, karena Tigor merasa bahwa lagu itu sangat sesuai untuknya, dia memang seorang "Punk Rock Jalanan". Sewaktu orang tuanya memohonnya melepaskan diri dari punk, Tigor berkata, "Bu, mereka juga keluargaku. Sewaktu motorku kehabisan bensin di kilometer 20-an, di tengah hutan sana, aku menghubungi seorangpun temanku tak ada yang bisa datang menolongku, tapi ketika aku menelpon Dedy, salah seorang teman punk, semua anak punk Balikpapan datang menghampiriku, jalan kaki mereka dari kota demi aku, menemaniku mendorong motor sampai aku bisa mengisi bensin motorku. Aku menangis dalam hati saat itu. Karena sebenarnya saat itu aku sudah ingin lepas dari mereka. Saat Liza meninggalkanku, punk tidak pernah meninggalkanku."
Orang tuanya terharu dan tidak sanggup berkata apapun lagi. Punk memang meresahkan masyarakat, mungkin karena mereka terkesan urakan, tapi sikap kekeluargaan mereka terhadap sesamanya patut diacungi jempol. Begitulah kisah Tigor, Punk Rock Jalanan.

Catatan: It’s not a true story, just inspiration from a true story

sumber : http://annisa-pinguin.blog.friendster.com/2008/06/punk-rock-jalanan/
Continue Reading...

Rabu, 01 Juli 2009

TERBENTUKNYA BLINK 182

Terbentuknya Blink-182

Blink-182 dibentuk oleh Tom DeLonge (vokal dan gitar) dan Mark Hoppus (vokal dan bass). Setelah itu masuklah Scott Raynor sebagai drummer. Blink-182 sebelumnya dinamakan Blink, tetapi sudah ada grup musik beraliran pop asal Irlandia yang bernama Blink. Mereka pun menambahkan angka 182, yang diambil dari judul film Turk! 182.

Pada tahun 1998, Scott keluar dari Blink-182 dan digantikan oleh Travis Barker.

[sunting] Tahun 1992-1993

Blink-182 merekam demo pertama mereka, Flyswatter, di kamar Scott pada bulan Mei, 1993.

Pada tahun yang sama, mereka merekam demo lagi, tetapi kali ini tidak dinamakan. Demo ini dikenal dengan nama 2nd Demo (Demo Kedua). Pada demo kedua ini, terdapat beberapa lagu dari Flyswatter yang direkam ulang, dan beberapa lagu baru yang setelah itu dirilis dalam album Buddha. Album Buddha ini dirilis dalam bentuk kaset pada tahun 1993. Sekitar 1,000 kaset diproduksi oleh perusahaan Filter Records. Pada tahun 1998, Buddha dirilis ulang dengan daftar urutan trek yang berbeda.

[sunting] Cheshire Cat

Cheshire Cat direkam dalam waktu tiga hari pada tahun 1994. Album ini terdiri dari beberapa lagu yang sudah diperbarui dari album sebelumnya, seperti "Carousel", "Strings", "Sometimes" dan "TV".

Continue Reading...
 

Blogroll

Site Info

Text

GREENBLINK Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template